Olah Rasa
Selamat
pagi. Pagi adalah waktu yang tepat untuk melupakan kesedihan. Menghirup semangat
pagi, menyambut hari baru. Walau hidup tidak pernah seperti dalam mimpi yang
tampak indah. Biarlah, jalani saja proses ini kita hanya perlu menuruti
kehendak hati. Menata segala rasa yang selalu berubah, menata sikap agar tidak
terjebak dalam godaan. Memang tidak mudah jika hanya selalu bicara baik-baik, kenyataannya
berbuat baik itu banyak godaan. Sok bijak ya? Ok deh, mari kita
sama-sama untuk menjadi pribadi yang lebih baik tanpa harus mengingkari
perasaan dan segala rasa.
Pernah
bertemu orang yang sok bijak ? kayak si penulis hehe. Ups..,
maaf kalau kalian merasa saya sok bijak. Saya hanya ingin berbagi saja. Orang sok
bijak itu mudah sekali berkata ini itu seperti dia tahu segalanya, menasehati,
memotivasi dan sebagainya seperti orang yang tidak pernah merasakan yang
namanya galau. Apa iya? Enggak blas.., setiap orang pasti pernah galau,
punya masalah dan yang paling ekstrim adalah orang yang mengingkari hati. Lain di
hati lain di mulut. Pasti sudah paham kan? Menutupi apa yang dia rasakan kepada
di depan orang lain. Emang bisa? Bisa saja tapi ya masih saja tetep
sakit. Didepan tampak ceria namun hatinya menangis.
Ada
dua tipe manusia dalam masalah ini. Pertama manusia biasa, manusia yang tidak
pernah mengingkari dirinya sendiri. Terbuka, polos dan apa adanya. Mereka tidak
bisa menutupi kesedihannya demi membohongi hati. Sedih, senang, marah, benci
semua kelihatan. Apa kelebihannya? Kelebihannya adalah mereka cepat
kembali stabil, begitu tangisnya pecah sebagian masalah sudah hilang. Mereka hanya
menuruti suasana hati saja. Terus kelemahannya? Namanya juga manusia biasa
mereka akan mudah terbawa siklus suasana hati. Kemampuan mengolah rasa didepan orang
lain rendah, dan sering kali kaum inilah yang disebut kaum yang mudah “galau”.
Kedua,
manusia sok bijak. Manusia yang sudah mampu menutupi apa yang mereka rasakan. Pinter
menyembunyikan rasa hati mereka kepada orang lain. Jadi mereka terlihat kayak
orang kuat tidak mudah galau. apa kelebihannya? Kelebihannya mereka mampu
mengolah rasa hati, mampu mengingkarinya untuk tidak diperlihatkan kepada orang
lain. Iya? emang bisa? Bisa sama seperti diatas tadi namun ya masih
tetep sakit. Sama saja dong? Tidak sama, mereka memilih untuk menahan
bahkan melupakan. Ilmu olah rasa itu seperti menempatkan apa yang menjadi lawan
yang kita rasakan. Jika sedih, anggap saja senang dan seterusnya. Tapi untuk
menuju olah rasa yang seperti ini butuh proses lama. Rasa sakit jika dipendam
dan tidak dapat membuangnya suatu hari akan terasa lebih sakit lagi.
Nah
sekarang mau pilih jadi manusia yang seperti apa. Manusia biasa atau manusia
sok bijak. Semua kembali lagi pada diri sendiri. Mengolah rasa itu proses,
nikmati saja. Menikmati sambil belajar, belajar untuk menjadikannya sebagai
pengalaman. Ibarat keledai tidak jatuh di lobang yang sama. Membohongi hati itu
sulit. Tapi jujur pun bisa merusak suasana. Repot kan? Jadi jagalah
suasana hati. Bangunlah ruang hati dengan penerimaan dan pemahaman baik.
Comments
Post a Comment