Posts

Showing posts from 2016

BLOGGER INDONESIA: Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya

Image
Selamat pagi. Tersenyumlah meski matahari tidak menemani sepanjang hari. Musim hujan, hampir setiap sore selalu turun hujan. Aktivitas yang seharusnya bisa terselesaikan kadang harus tertunda. Ada sedikit kekhawatiran saat pulang, basah oleh air hujan dan berbagai masalah yang ditemui dijalan nanti. Seperti hari ini belum genap pukul 12:00 siang sudah turun hujan begitu deras, disela hujan yang begitu deras saya mendapat tantangan untuk mengikuti lomba blogger dengan tema “Ikatlah Ilmu Dengan Menuliskannya”. Tanpa berpikir panjang langsung saya terima tantangan tersebut. Setiap hari kita selalu menerima berbagi informasi, entah itu cerita atau sekedar pengalaman seru, namun dibalik itu semua sebenarnya terkandung intisari yang bisa kita manfaatkan atau lebih tepatnya ada ilmu dibalik percakapan yang kita lakukan. Ilmu tadi jika hanya sekedar didengarkan maka akan lewat begitu saja mungkin hanya sedikit yang bisa diingat. Nah, bagaimana caranya agar ilmu tadi bisa lebih awe

Senyum di kala hujan

Sebongkah awan terlihat pekat membumbung tinggi di atas kepala, warna kelabu putih dan hitam memadu. Seakan lukisan sendu yang siap untuk menangis tersedu. Bergerak pelan digeser angin, menutupi semua bagian sudut terjalin. Dingin udara menyelemuti, hingga menembus sisi hati. Perasaan yang terpendam, kenangan yang menghilang, menjauh membuyarkan lamunan. Hujan mulai turun satu persatu air jatuh membasahi, memandang menunduk sendirian, entah apa yang ku pikirkan. Semua melintas begitu saja, mendekap pelan menusuk jiwa. Bayangan semu mulai menyata hadirkan kisah cinta yang pernah ada. Ada tanya dalam gelisah dada, sedang apa kau disana, tersenyumkah engkau, menangiskah engkau, atau sama seperti ku memandangi hujan. Hujan membawa pesan jauh kedalam pikiran, ada seseorang yang kita rindukan, ada seseorang yang kita sayang namun tidak bisa kita pandang. Detik demi detik terus berganti, perlahan namun pasti. Gemericik derasnya air hujan seperti musik, entah itu musik ketenangan at

Full Day School

Image
Selamat pagi, pewaris indonesia masa depan. Sempat terlintas dibenak saya untuk menulis tentang tema yang saat ini sedang “bomming” yaitu gagasan Mendikbud baru tentang full day school. Gagasan ini yang sekarang mengalami pro kontra. Full day school, saat Anda mendengar full day school tentu terlintas dipikiran Anda adalah tentang sistem belajar seharian penuh disekolah, pulang sore, melelahkan dan hal yang sama sekali tidak menyenangkan. Oke., full day school memang identik dengan deskripsi tersebut. Ada yang setuju, ada pula yang menolak. Tulisan ini mungkin hanya sekedar uneg-uneg, namun saya pernah mengalami sebagai dua sisi yang berbeda. Sebenarnya sistem full day school bukanlah sistem pendidikan yang baru kita kenal. Bahkan, saya sendiri pernah mengalami sistem full day school selama 5 tahun. Ketika menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah pertama, sekolah saya satu-satunya sekolah yang menggagas sistem full day school pertama di kabupaten Magetan waktu itu. Jam pembe

On Time??

Image
Waktu itu sesuatu yang tidak bisa digenggam, tidak bisa kita kuasai, dan tidak mungkin kembali lagi. Waktu bergerak begitu saja tanpa peduli bagaimana keadaan kita. Seakan lewat, tanpa sadar waktu membawa banyak perubahan terhadap diri kita. Ada banyak sekali simbol waktu dalam kehidupan, dari mulai detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun bahkan abad. Manusia tidak akan mungkin terpisahkan dengan waktu. Segala aktivitas harus ada ukuran waktu. Semua berjalan dengan iringan waktu. Waktu, waktu dan waktu.., namun ada beberapa orang yang tidak pernah menghargai waktu. Mereka hanyut begitu saja tanpa rasa menyesal dengan waktu yang telah dilaluinya. “time is money” kata orang Eropa, untuk menggambarkan waktu memang sangat berharga bagaikan uang. Bagi saya waktu juga sangat menentukan, saya selalu menyayangkan jika waktu terbuang begitu saja. Cara pandang orang terhadap waktu memang berbeda. Menurut cara menghargai waktu, manusia dibedakan menjadi 3 macam. Pertama, orang yang

Jodoh itu pilihan atau ditentukan??

Image
Selamat pagi, semoga engkau sudah terbangun dari mimpi. Berjalan keluar untuk menyapa matahari, meresapi suasana pagi. Dunia ini terbentang luas, membentang bagai tak berujung, disudut langit masih ada lengkung tak berbatas, bukan seperti kelopak mata terbatas selaput. Ada berbagai kisah dalam perjalanan hidup ini, dan kisah yang selamanya akan tetap laris manis adalah kisah cinta. Cinta, tak akan ada habisnya saat membicarakannya, bahkan Tuhan pun berbicara tentang cinta. Baiklah hari ini pembahasan inspirasi pagi mengenai cinta. Apakah hari ini kalian jatuh cinta? Sedang merasakan rindu? Atau hanya bisa tersenyum malu memikirkan pujaan hati. Cinta itu lucu, unik dan tidak bisa ditebak. Manusia diciptakan Tuhan berpasang-pasangan saling mencintai dengan lawan jenis. Seperti makhluk hidup lainnya, mereka akan ber-regenerasi mencari pasangan hidup dan berkembang biak. Namun, dalam hal mencari pasangan manusia adalah makhluk yang sedikit ribet. Proses pencarian jodoh bukanlah hal

MEDSOS dan Ketidakbahagian

Selamat pagi para pencari inspirasi. Selamat datang di pemikiran yang aneh ini, tulisan ini adalah bagian dari analisis individu yang bersifat memahami gejala dalam kehidupan sehari-hari. Tidak perlu takut atau harus setuju. Keseharian manusia yang menjenuhkan, melihat media sosial salah satu aktivitas yang menjadi rutinitas setiap hari. Dari bangun tidur hingga tidur lagi. Jujur saja kalian pasti juga sama, mengecek notifikasi dari 5 hingga lebih media sosial setiap harinya. Mengunggah foto atau video. Menulis status atau hanya sekedar komen. Berharap ada yang menyukai, berharap ada yang memberi komentar, bahkan berharap untuk tujuan lain seperti bangga jika status atau upload.an bisa di like hingga ribuan viewer. Hayo ngaku? Iya apa iya..? Media sosial adalah cara mudah dan murah untuk mengekpresikan aktualisasi diri. Dari bergagi informasi, foto dan video kita bisa dianggap selalu eksis. Mencari perhatian orang agar kita dihargai, agar kita menjadi terkenal, agar kita merasa ba

Gak Usah BAPER

Perasaan, sulit dimengerti dan sulit dijelaskan. Kenapa kita terlarut oleh perasaan? “eh kamu BAPER ya?” ya istilah baper (bawa perasaan) sekarang mulai populer. Istilah yang dipakai anak muda untuk menggambarkan susana hati yang ikut terlarut oleh perasaan. Semacam tidak tega, ikut terharu dan sebagainya. “Baik gak sih baper itu?”. Baik mari kita bahas tentang baper, asal-usul dari baper sebenarnya dari diri kita sendiri, setiap manusia memiliki kepekaan perasaan yang berbeda-beda. Ada yang peka banget, di beri perhatian selamat pagi atau sapaan, langsung baper (ke GR an). Ada yang biasa, ada pula yang cuek. Perasaan manusia itu harusnya dijaga, tidak perlu diumbar-umbar, kadang menahan diri untuk tidak mengungkapkan sesuatu lebih elegan daripada harus kelihatan mengemis perhatian. Bawa perasaaan atau terharu sebenarnya tidak ada salahnya, kembali lagi pada kepekaan perasaan masing-masing. Peka merasakan, peka memahami, peka tanpa harus terlarut didalamnya. Membawa perasaan di seti

Kenapa Aku Mencintaimu

Selamat pagi, untuk hati yang kini mulai tumbuh dan bersemi dengan perasaan cinta. Masih sama seperti cerita yang tak tertebak, alur nya pun tidak pasti. Pertemuan demi pertemuan membawa sebuah pemahaman baik. Pemahaman akan cinta, rasa sayang dan ketenangan hati. Ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas dari cinta. Apakah cinta butuh alasan? Kenapa aku mencintaimu? Atau kenapa engkau mencintaiku? Saat usia remaja, unsur yang utama dalam cinta adalah fisik (cantik dan ganteng). Kenapa aku mencintaimu? Karena kamu cantik, karena kamu ganteng, karena kamu mirip artis idolaku. Cukup sampai disitu jawabannya, selebihnya tidak ada pikiran lain. Perasaan cinta di usia tersebut hanyalah sebatas rasa suka, ingin memiliki namun tidak untuk selamanya. Perasaan yang mudah sekali berubah, mudah sekali untuk berganti-ganti. Fisik memang faktor penentu alasan cinta, tidak peduli bagaimana sifatnya, kebiasaannya dan hal-hal lain. Ini hanya perasaan suka ingin memiliki, atau bisa dibilang perc