Gak Usah BAPER
Perasaan,
sulit dimengerti dan sulit dijelaskan. Kenapa kita terlarut oleh perasaan? “eh
kamu BAPER ya?” ya istilah baper (bawa perasaan) sekarang mulai populer.
Istilah yang dipakai anak muda untuk menggambarkan susana hati yang ikut terlarut
oleh perasaan. Semacam tidak tega, ikut terharu dan sebagainya.
“Baik
gak sih baper itu?”. Baik mari kita bahas tentang baper, asal-usul dari baper
sebenarnya dari diri kita sendiri, setiap manusia memiliki kepekaan perasaan
yang berbeda-beda. Ada yang peka banget, di beri perhatian selamat pagi atau
sapaan, langsung baper (ke GR an). Ada yang biasa, ada pula yang cuek. Perasaan
manusia itu harusnya dijaga, tidak perlu diumbar-umbar, kadang menahan diri
untuk tidak mengungkapkan sesuatu lebih elegan daripada harus kelihatan
mengemis perhatian. Bawa perasaaan atau terharu sebenarnya tidak ada salahnya,
kembali lagi pada kepekaan perasaan masing-masing. Peka merasakan, peka
memahami, peka tanpa harus terlarut didalamnya. Membawa perasaan di setiap kejadian,
justru akan membuat perasaan kita lemah, sedikit-sedikit nangis,
sedikit-sedikit terharu (itu mah namanya BAPER-nya lebay).
Jadilah
manusia yang sewajarnya. Terharu, bahagia, senang, sedih, dapat kita atur, agar
kita tidak terjebak oleh perasaan yang kadang jika dituruti akan merasa lemah
dan menyesal. Nikmati setiap moment kehidupan sewajarnya, ya inilah hidup,
dikecewakan, dilupakan, dibenci, dihina, terbentur kenyataan pahit segala rasa
yang menyesakkan hati, itu semua hal yang biasa. Merasalah dengan pikiran
tenang, berpikir yang luas dan mendalam, memahami setiap kejadian tidak hanya
dari satu sudut pandang tapi secara menyeluruh. Perasaan itu harus dijaga,
bukan diumbar, dirawat, dan letakkan pada tempat yang aman, supaya rasa kecewa
dan benci tidak menjadikan perasaan itu lemah. Buanglah segala benci, dendam,
kekcewaan masa lalu, ikhlaskanlah segalanya, nikmati hidup saat ini.
Kenyataan
kadang memang menyakitkan tidak sesuai harapan, namun sadarlah jika tidak ada
yang sia-sia. Terus temukan jati diri yang sejati, menjadi apa yang kamu
inginkan, bermaanfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Urusan perasaan dan
cinta biarlah Tuhan yang akan meletakkannya. Sekali lagi perasaan itu lembut,
jangan dirusak hanya karena bawa perasaan berlebihan. Gak usah BAPER.
Comments
Post a Comment