Kenapa Aku Mencintaimu
Selamat
pagi, untuk hati yang kini mulai tumbuh dan bersemi dengan perasaan cinta.
Masih sama seperti cerita yang tak tertebak, alur nya pun tidak pasti.
Pertemuan demi pertemuan membawa sebuah pemahaman baik. Pemahaman akan cinta,
rasa sayang dan ketenangan hati. Ada beberapa hal yang menarik untuk dibahas
dari cinta. Apakah cinta butuh alasan? Kenapa aku mencintaimu? Atau kenapa
engkau mencintaiku?
Saat
usia remaja, unsur yang utama dalam cinta adalah fisik (cantik dan ganteng).
Kenapa aku mencintaimu? Karena kamu cantik, karena kamu ganteng, karena kamu
mirip artis idolaku. Cukup sampai disitu jawabannya, selebihnya tidak ada
pikiran lain. Perasaan cinta di usia tersebut hanyalah sebatas rasa suka, ingin
memiliki namun tidak untuk selamanya. Perasaan yang mudah sekali berubah, mudah
sekali untuk berganti-ganti. Fisik memang faktor penentu alasan cinta, tidak
peduli bagaimana sifatnya, kebiasaannya dan hal-hal lain. Ini hanya perasaan
suka ingin memiliki, atau bisa dibilang percobaan sementara. Masa pubertas,
dimana rasa ingin tahu lebih akan lawan jenis.
Menginjak
pergantian tahap dari remaja ke dewasa, cara pandang mencintai mulai berubah,
tidak hanya fisik semata namun sudah mengarah ke sifat, tingkah laku, cara
berbicara, cara berbagi dan hal yang lebih pada cocok atau tidak cocok.
Keriteria fisik masih 50% mempengaruhi, status hubungan, dan pengakuan publik
harus ada. Usia ini adalah usia mencari cinta yang bukan hanya sekedar cinta
biasa, namun belum mengarah ke pernikahan. Cinta di usia ini juga masih labil,
rasa ingin tahu sudah tidak dominan namun cenderung buta. Rasa cinta yang
berlebihan, rasa cemburu yang besar, rasa benci yang mendalam. Pencarian akan
cinta sebenarnya, (putus nyambung, putus nyambung) pergantian status menjadi
hal yang harus ditentukan. Publik harus tahu ( jomblo, pacaran, galau, atau
putus), sering update foto di media sosial dalam hatinya
(ini lo aku sama pacar ku, ini lo aku sudah jomblo, ini lo aku galau butuh
perhatian). Status itu nomor satu, membabi buta kamu milik ku, aku milik musaat rasa itu mulai membosankan akhirnya
status harus diubah, putus. Ya itulah cinta di usia menjelang dewasa.
Fase
dewasa adalah ketika kita sudah mulai berfikir logis dan tertata. Memandang
cinta secara menyeluruh (fisik, karakter, kesiapan berumah tangga, gimana kalau
nanti dia jadi istri, gimana nanti kalau dia jadi suami) kenapa aku
mencintaimu? Jawaban dari pertanyaan itu di usia dewasa pasti lebih logis
seperti kalimat sebelumnya. Cinta di usia dewasa sudah mengarah ke pernikahan.
Rasa memiliki tidak membabi buta karena pasti sadar tidak akan main-main lagi.
Status tidak terlalu penting, tidak harus pacaran, foto upload di media, karena
status bukan jaminan ketenangan hati, rasa percaya dan doa terbaiklah yang
menjadi pengikat hati. Pola pikir realitis tanpa menuntut dan saling
menyalahkan, memahami dari hati ke hati, menyiapkan diri demi menuju ke jenjang
pernikahan. Cinta terlihat sederhana dengan pemahaman baik, tidak memaksakan
diri, usaha dan doa sangat imbang jadi segala kemungkinan tidak akan
menyakitkan. Menyadari, memahami, dan saling mengerti. Tujuan mencintai tidak
sebatas untuk bersenang-senang saja, mencintai untuk kebahagian bersama dan
pada akhirnya cinta itu kembali pada Tuhan. Mencintai hingga ke surga-Nya.
Kenapa aku mencintai mu? Karena engkau lah bidadari ku.
Comments
Post a Comment