Senyum di kala hujan


Sebongkah awan terlihat pekat membumbung tinggi di atas kepala, warna kelabu putih dan hitam memadu. Seakan lukisan sendu yang siap untuk menangis tersedu. Bergerak pelan digeser angin, menutupi semua bagian sudut terjalin. Dingin udara menyelemuti, hingga menembus sisi hati. Perasaan yang terpendam, kenangan yang menghilang, menjauh membuyarkan lamunan. Hujan mulai turun satu persatu air jatuh membasahi, memandang menunduk sendirian, entah apa yang ku pikirkan.

Semua melintas begitu saja, mendekap pelan menusuk jiwa. Bayangan semu mulai menyata hadirkan kisah cinta yang pernah ada. Ada tanya dalam gelisah dada, sedang apa kau disana, tersenyumkah engkau, menangiskah engkau, atau sama seperti ku memandangi hujan. Hujan membawa pesan jauh kedalam pikiran, ada seseorang yang kita rindukan, ada seseorang yang kita sayang namun tidak bisa kita pandang.

Detik demi detik terus berganti, perlahan namun pasti. Gemericik derasnya air hujan seperti musik, entah itu musik ketenangan atau musik kegelisahan. Bagi sebagian orang hujan itu indah penuh ketenangan. Namun bagi sebagian yang lain hujan itu menyedihkan, ada bagian yang harus terhenti karena hujan. Bagian yang seharusnya berjalan sesuai rencana tapi apa daya hujan datang tanpa di undang. Membasahi bagian tersebut, menguyur, mencuci sederas air yang jatuh ke permukaan bumi. Mungkin itu juga seperti hati, hati butuh hujan meskipun kita tidak menginginkannya, agar hati ini bersih kembali, agar merasakan musik ketenangan. Gonjangan dan gejolak hati harus dinikmati, ini bukan bagian dari rencana tapi percayalah ini yang terbaik.

Seberapa pun lamanya hujan aku akan menantinya. Menanti, mendekap penuh tanpa dendam, menerimanya dan tersenyum. Hujan mulai reda, rintik air semakin melamban dan sedikit demi sedikit awan itu mulai memudar, berganti dengan warna biru yang cerah. Hujan telah reda, seperti perasaan baru bersemi perlahan akan menumbuhkan bunga yang indah. Senyum di kala hujan, tersenyum menikmati perjalanan hidup. Suatu saat akan ada pertemuan lain, bertemu dengan orang yang tidak kita sangka sebelumnya. Tersenyum bak pelangi indah setelah hujan.

Comments

Popular posts from this blog

TAFAKUR( pikir dan dzikir)

Bunga? Coklat? Puisi? CinTa???

Batu Loncatan