Efek FTV
Selamat
pagi. Apa kabar? Semoga anda tetap semangat menjalani hari. Meskipun hidup
tidak semudah yang kita bayangkan, meskipun rasanya kadang justru pahit dan
tidak berwarna. Mereka yang mulai menjauh, mereka yang mulai menghilang, cinta
dan cita-cita tidak semulus paha group girlband, ya inilah hidup. Ini adalah
kenyataan bukan skenario film yang selalu happy ending. Hidup tidak segampang
menjalani seperti di FTV yang kita lihat di TV.
Jauh
sebelum masuk dunia perkuliahan. Usia masih remaja, menonton FTV begitu
meng-asik-kan karena dalam cerita FTV ada drama cinta yang berakhir happy
ending. Dalam cerita-cerita FTV pasti dibumbui dengan adegan cinta remaja. Dan
saat-saat itulah, saya selelu terpengaruh oleh alur ceritanya, seakaan hidup
itu mudah dan gampang apalagi soal cinta. Saya terus terbayang , dan
membanyangkannya saat nanti masuk SMA. Seperti dalam cerita FTV, sering sekali
kisah cinta itu berawal pada masa-masa SMA, dimana adanya ketemuan, konflik
lalu jadian. Dan setelah saya masuk SMA, ternyata cerita FTV tidak semudah
dalam kenyataan. Sangat jauh sekali, untuk tahap berkenalan sampai bisa jadian
itu saja sangat sulit. Itulah bodohya saya waktu itu yang terpengaruh oleh
dunia FTV.
Lanjut,
selain itu dalam dunia FTV selalu manawarkan dan menggambarkan bahwa
seolah-olah tujuan utama hidup itu adalah cinta. Entah berlatar belakang apa
para pemainnya semua dipertemukan untuk cinta. Cerita yang berlatar belakang
anak kuliahan, han ini yang paling membodohkan para remaja apalagi yang hidup di
desa seperti saya. Anak kuliahan dalam cerita FTV itu menggiurkan, sekaan
kuliah itu mudah tidak perlu pakai seragam dan intinya adalah pacaran sama
cewek yang disukai. Tidak ada sama sekali yang menceritakan anak kuliah itu
mengerjakan tugas dan sebagainya. Padahal semua itu bohong, kenyataannya saat
saya masuk dunia kuliah, cerita cinta FTV anak kuliahan jauh berbeda dengan
yang saya alami.
Efek
FTV memang meracuni pemikiran, mereka menawarkan konsep hidup yan terlihat
mudah dan tujuan utama adalah cinta. Tidak peduli itu tukang sayur, tukang
balon, sampai tukang ondel-ondel, intinya hanya cinta. Padahal semua hanya
settingan dan tidak nyata. Dalam
kenyataan ada rasa pahit, ada rasa kecewa dan tidak selalu berakhir dengan
happy ending. Hei, para remaja yang beranjak dewasa dan akan masuk dunia
kuliah, jangan kecewa jika dunia kuliah yang kalian bayangkan tidak sama dengan
serial FTV yang sering kalian lihat di TV. Dan cinta bukanlah tujuan
satu-satunya, semua akan terbentur dengan kenyataan yang kejam.
Comments
Post a Comment