cerita tentang nafsu dan Tuhan
Selamat pagi. Perjalanan
ibadah puasa sudah memasuki hari ke-empat. Godaan puasa tentu selalu
membayang-bayangi langkah kita menuju hari kemenangan nanti. Banyak sekali
rintangan yang harus kita lawan terutama melawan hawa nafsu dari dalam diri. Ini
adalah tantangan terberatnya karena musuh itu bukan dari luar diri kita tetapi
musuh itu justru ada dalam diri kita.
Dalam berbagai
ceramah dan seminar motivasi pasti kalian sudah terlalu sering mendengar bahwa
musuh manusia itu adalah diri sendiri. Dalam diri manusia ada nafsu, nafsu tersebut
masih digolong-golongkan lagi menjadi beberapa bagian. Menurut ilmu agam nafsu itu
dibagi menjadi 3 yaitu nafsu amarah, lawwammah, dan muthmainnah. Dari ketiga
nafsu tersebut yang paling rawan diwaspadai adalah nafsu amarah dan lawwamah. Saya
tidak bisa menjelaskan secara detail tentang nafsu-nafsu tersebut karena butuh
waktu lama dan harus ada dasar refrensi yang menguatkan.
Saya akan
menyajikan pandangan dalam bentuk lain tentang pemahaman mengenai nafsu dalam
diri yang harus dikendalikan. Dalam sebuah cerita yang saya dengar, bahwa Tuhan
menciptakan manusia itu diantara malaikat dan setan. Dan manusia itu di beri
kelebihan dalam akal jika manusia mampu menggunakan akal mereka, maka mereka
akan menjadi makhluk yang bermartabat tinggi dibanding makhluk lain. Karena makhluk
lain tidak memiliki keistimewaan dalam hal akal, mereka hanya diberi nafsu saja
sedangkan manusia memiliki keduanya. Saat manusia dikuasai oleh nafsu maka
derajat mereka tak lebih daripada hewan yang tidak berakal.
Cerita selanjutnya
Tuhan menguji nafsu manusia. Saat nafsu ditanya oleh Tuhan. Dengan pertanyaan "siapa engkau dan siapa AKU?” nafsu menjawab aku adalah aku dan adalah Engkau adalah Engkau.* Jawaban
tadi terkesan sombong dan angkuh karena nafsu tidak paham siapa sejatinya sang
Maha Pencipta. Selanjutnya Tuhan menguji nafsu dengan
menyiksa nafsu kemudian ditanya dengan pertanyaan yang sama, kembali lagi nafsu
menjawab dengan jawaban yang sama. Sampai disini dapat kita ambil pelajaran
bahwa semakin nafsu itu dimanja maka ia akan lebih menjadi-jadi sombongnya,
begitu juga sebaliknya jika nafsu itu tersiksa maka ia juga akan membangkang. Itulah
mengapa nafsu itu serba salah. Manusia tidak bisa terus memanjakan nafsu namun
manusia juga tidak akan mungkin menghilangkan nafsu.
Akhirnya solusi
agar nafsu tadi menjadi penurut dan dapat dikendalikan Tuhan membiarkan nafsu
ini kelaparan, tidak diberi jatah makan. Dengan sendirinya nafsu sadar akan
esensi keberadaannya. Maka saat ditanya dengan pertanyaan “siapa kamu dan siapa
AKU? “ oleh Tuhan. Nafsu yang sudah berpuasa tadi menjawab dengan bijak “aku
adalah makhluk ciptaan-Mu dan ENGKAU-lah Tuhan ku”. Nah hikmah dari cerita tadi
bahwa memang benar jika moment puasa seperti sekarang adalah latihan untuk
mengendalikan nafsu agar nantinya kita menjadi makhluk yang senantiasa bertaqwa
kepad Tuhan Yang Maha Esa/ALLAH SWT. Semoga cerita tadi bermanfaat dan menambah
semangat dalam menjalani ibadah puasa.
*cerita diatas saya peroleh dari salah satu guru saya.
Comments
Post a Comment