Cintailah Pilihanmu (Menantang Generasi Milineal dengan Beladiri Pencaksilat bag.2)
Selamat
pagi, para pencari inspirasi. Melanjutkan cerita sebelumnya tentang
pengalamanku selama menjadi pelatih ekstrakurikuler pencaksilat. Setiap pilihan
akan mengantarkan pada sebuah tangungjawab dan rasa cinta. Banyak manusia yang
ragu dan terkadang goyah ditengah keputusannya saat memilih. Memang persoalan
pilihan itu sangat beresiko, salah memilih akan menimbulkan rasa kecewa dan
tidak puas, seperti memilih kekasih hati. Begitu juga dengan pilihan yang aku
tempuh saat menjadi pelatih ekstrakurikuler pencaksilat. Rasa tangungjawab
untuk menumbuhkan semangat dan motivasi para siswa harus terus aku tanamakan
agar mereka yakin dengan pilihannya mengikuti latihan pencaksilat.
Lagi-lagi urusan cinta dan tangungjawab ini membutuhkan
kesungguhan niat yang luar biasa. Langkah pertama sebagai bagian tangungjawabku
pada mereka adalah mengurus legalitas latihan pencaksilat pada pihak sekolah dan
ijin organisasi pencaksilat itu sendiri. Beberapa kenalan pelatih aku hubungi
untuk mendapat petunjuk bagaimana cara memperoleh ijin dan legalitas apabila
akan mendirikan ekstrakurikuler di sekolah. Satu diantara mereka menyarankan ku
untuk ijin dahulu pada pengurus cabang kota. Waktu itu aku dipertemukan
langsung dengan ketua cabang di pusat latihan bersama dekat dengan salah kampus
negeri ternama di kota ini. Kami membicarakan banyak hal, intinya kegiatan
latihan pencaksilat yang masuk dalam ekstrakurikuler sekolah itu diperbolehkan
dengan tetap mempertimbangkan keseimbangan waktu belajar siswa dan tujuan
latihan.
Tujuan
utama latihan pencaksilat pada kegiatan ekstrakurikuler sekolah bukanlah
semata-mata untuk sekedar beladiri namun lebih kepada cara menempa siswa untuk
mengenal dirinya sendiri, menumbuhkan rasa percaya diri dan tentu menghasilkan
prestasi bagi dirinya dan sekolah. Maka dari itu, tahapan berikutnya agar
latihan bisa diarahkan pada prestasi, yaitu dengan membuat kurikulum latihan.
Kurikulum ini adalah landasan dasar dalam melatih, berisi mengenai seluruh
aspek materi ajar seperti gerakan dasar, berbagai teknik, waktu tempuh
pengusaaan materi dan jadwal ujian kenaikan tingkat. Selain itu, pelatih juga
penting untuk bekerjasama dengan pelatih professional lainnya yang sudah punya
pengalaman dalam dunia prestasi pencaksilat.
Aku
sadar jika kemampuan teknik dan pengalaman beladiriku masih jauh untuk bisa
mengantarkan para siswa untuk berprestasi. Akhirnya aku putuskan untuk belajar
lagi dan meminta bantuan pelatih prestasi yang punya pengalaman. Kebetulan
pelatih ku (pelatih pencaksilatku dulu saat aku masih latihan) memberikan
rekomendasi pelatih pendamping bagiku. Aku sangat terbantu dengan pelatih
pendamping, kami berbagi tugas dalam melatih. Meskipun tidak ada ketentuan dari
sekolah, karena satu kegiatan ekstrakurikuler dihitung hanya satu pelatih
kecuali kegiatan pramuka. Kembali lagi karena ini merupakan pilihan yang aku
ambil, maka aku bertangungjawab penuh didalamnya.
Cinta
dan tangungjawab ku sebagai pelatih aku wujudkan dengan terus melatih para
siswa dengan konsisten dan sabar. Aku nikmati betul waktu saat melatih, aku
juga tidak segan untuk berbagi bersama mereka dibeberapa kegiatan diluar
latihan. Bagiku melatih dan mendidik itu sama saja, aplikasi dunia pendidikan
bisa diterapkan saat latihan pencaksilat seperti nilai kejujuran, kedisiplinan
dan kepatuhan. Bukan hanya itu, dalam latihan pencaksilat terkandung ajaran
budi pekerti luhur, melatih kita untuk mengenal diri dan Tuhan Yang Maha Esa.
Pada
akhirnya kita harus mencintai pilihan yang kita ambil. Menerimanya dengan
ikhlas dan penuh tanggungjawab. Berani berkorban dan tidak gampang menyerah.
Jadi apapun pilihan yang ada dihidupmu, harus kalian cintai. Mencintai dengan
sebenar-benarnya cinta.
Semangat terus, tetap berkarya...
ReplyDeleteSiap. Nanti kalau bagus rencananya tak buku kan mas..
Delete