Salah Curhat
Apa itu hidup
bila tidak ada masalah. Ungkapan sederhana namun benar adanya. Hidup itu
masalah, jika hidup tanpa masalah rasanya hambar tidak terasa, tidak berkesan. Monoton,
itu-itu saja. Itulah mengapa manusia seharusnya bersyukur jika mendapat masalah
bukan mengeluh saja. Karena dengan masalah kita akan terlatih menjadi orang
yang kuat. Bicara soal masalah, ada banyak cara yang digunakan untuk
mengatasinya. Salah satunya dengan “curhat”. Mencurahkan isi hati kepada
seseorang dengan tujuan untuk meringankan beban yang ada.
Dengan metode
curhat seseorang akan berbagi masalah kepada orang lain, berdiskusi meminta
saran dan sebagainya. Biasanya ketika seseorang sudah menceritakan masalahnya
sedikit-demi sedikit akan mengurangi beban. Berkeluh kesah kepada manusia lain
memang manusiawi. Sebagai makhluk sosial keadaan yang demikian menjadi layak
dan wajar saja. Secara psikologis, saat ada seseorang membela kita maka kita
akan mendapat tambahan dorongan motivasi. Dorongan untuk bangkit dari
keterpurukan. Seperti anak kecil yang akan mengadukan masalahnya kepada orang
tua. Ada perasaan tenang, damai terasa semua beban terbang.
Mencurahkan masalah
kepada orang lain memang bermanfaat. Saat orang yang kita curhati paham dengan
kondisi kita. Namun bagaimana jika kita curhat pada orang yang salah. Misalnya masalah
cinta. Ini seperti melaporkan keadaan rumah kepada seorang maling yang menyamar
menjadi polisi. Sepertinya beban kita berkurang namun sesungguhnya bertambah
parah. Apa yang seharusnya bisa terselesaikan malah bertambah rumit. Penyelesaian
tidak kunjung datang. Bahkan bisa jadi kita terjebak, tertusuk dari belakang.
Terkait salah
curhat, ada pengalaman saya ketika mencurahkan isi hati pada orang yang salah. Saya
mempunyai teman dekat, segala yang saya rasakan selalu saya share termasuk soal
asmara. Ini menarik karena menurut saya dia lebih mengusai daripada saya soal
asmara. Dia juga antusias membantu, menyarankan ini itu supaya masalah saya selesai. Namun sungguh
seperti orang kena hipnotis, bukanya masalah tambah selesai justru masalah
berdatangan menyerang. Seperti bomerang. Kelihatanya membantu tapi menusuk
dari belakang. Setelah itu saya mulai berpikir jika ternyata selama ini saya
memang curhat pada orang yang salah.
Wajar jika ada
istilah pengkhianat itu berawal dari teman. So buat sahabat IP, hati-hati saat
curhat jangan sampai salah curhat. Bukannya tambah sehat malah tambah sekarat.
Comments
Post a Comment