ombak perasaan
Selamat pagi.
Jangan salah sangka dulu ya!, soalnya kemarin hanya gara-gara tulisan di blog
saya hampir di kecam oleh beberapa teman, dan yang paling parah masak saya di
kira labil, sungguh kata-kata yang menyakitkan, untung bukan labil ekonomi ya?
Hehe entar malah jadi kontroversi hati. Ah lupakan,, anggap saja ini hanya
celoteh ambisi seorang penulis muda, jadi saya minta maaf apabila ada kata-kata
dalam blog yang menyinggung. Sama sekali tidak ada unsur kesengajaan.
Kembali ke judul
di atas. Ombak perasaan, hidup ini laksana samudra luas, terhampar membiru
sejauh mata memandang. Kita dapat memandangnya dari ujung batas daratan atau
yang disebut pantai. Hampir semua pantai pasti ber-ombak. Gelombang air yang
terjadi karena terpaan angin serta daya dari masa air akibat perubahan panas
dinginnya cuaca. Hidup itu mirip sekali dengan gambaran tadi. Seiring silih
bergantinya pertemuan dan perpisahan, bertemunya pepahaman-pemahaman baru maka
akan tercipta sebuah gelombang, akibat perubahan antara harapan dengan kenyataan.
Ada kecewa, tangis, bahkan tawa puas. Itulah garis warna kehidupan kita dari
Tuhan.
Beberapa hari
yang lalu saya mengalami sendiri. Apa yang di sebut dengan ombak tadi. Bukan
tantangan, bukan kepedihan, namun sebuah ombak perasaan. Tidak besar, tidak
tinggi, namun sekali menerpa membuat susunan pasir hati ini berubah arah.
Datang dengan lembut perlahan mendekat lalu menghantam dengan kuat. Ombak
perasaan. Saat apa yang diharapkan hati berbeda dengan kenyataan. Saat cinta
tidak bisa dipeluk. Saat mereka menjauh lalu menyalahkan apa yang kita
inginkan. Ombak perasaan.
Namun justru
pantai yang indah adalah pantai yang pernah di singgahi oleh ombak yang indah
pula. Ketika ombak perasaan menghampiri, biarkan saja menerpa, menyapu pasir
hati, merubah arah bahkan mengambilnya. Tidak perlu menyalahkan keadaan, tetapi
bagaimana kita dapat menikmati terpaan sang ombak perasaan. Dan yakinlah ada
saat di mana pantai itu tenang tanpa ombak, ada saat pantai itu akan terlihat
lebih manis dan cantik. Jadi apapun rupa
ombak itu, mari hadapi, tunjukan bahwa kita siap menjadi pantai yang indah.
Datanglah ombak, saya tidak akan takut.
Comments
Post a Comment