Self Control
Tidak ada yang pernah
mencapai titik sempurna di dunia ini, yang ada hanya berusaha mendekati
kesempurnaan. Manusia adalah makhuk dengan berjuta keinginan tak terbatas.
Selalu menuntut kesempurnaan, berharap lebih dari apa yang telah dimiliki. Dan
terkadang manusia tidak sadar bahwa keinginan itu terus berlanjut. Jika nafsu
sudah melebihi akal maka manusia tidak terkendali lagi. Hati sudah tertutup,
akal tersinggkir dan nafsu lah yang
berkuasa.
Siapa sebenarnya setan itu??
Setan adalah musuh manusia yang nyata, namun apakah setan itu tampak? Manusia
biasa tak akan pernah bisa melihat wujud setan yang sesungguhnya. Setan yang
tampak adalah diri sendiri. Dalam tubuh manusia itu lah sebenarnya setan itu
berada, menyatu halus bersama setiap aliran darah. Membisikan rayuan terus
menerus, menggoda dari segala arah. Elemen yang terkandung dalam kodrat diri
manusia adalah ( Akal, Hati, dan Nafsu). Dari kesemuanya manusia memiliki
kewenangan penuh untuk mengendalikannya. Namun karena pengaruh setan, nafsu
manusia bisa menjadi tidak terkendali.
Dalam ajaran agama, kita
mengenal ajaran pengendalian diri. Secara Islam ada perintah puasa. Puasa
berarti mengendalikan diri dari keinginan (nafsu jelek yang berlebihan).
Belajar menahan keinginan, membatasi diri. Selain itu, dalam buku ajaran Budha,
juga dijelaskan bahwa sebab ketidak-bahagian hidup adalah keinginan yang tak
terbatas. Tanpa harus saya jelaskan satu persatu, dalam agama apa pun pasti ada
ajaran pengendalian diri. Mengenali diri sendiri, menjajaki perbatasan dimana
hati nurani harus lebih diutamakan dengan pertimbangan akal daripada nafsu.
Merantai diri, menata segala keinginan yang tidak terbatas tanpa harus
mengingkarinya. Manusia tidak akan pernah bisa menghilangkan nafsu, manusia
bukan malaikat. Sebagai manusia biasa mempunyai keinginan yang tak terbatas itu
wajar, namun lebih baik kita menjaga diri. Berusaha mengendalikan diri.
Walau bagaimana pun manusia
tetap lah manusia, yang bisa kita lakukan adalah mengendalikan. Kita mempunyai
kuasa penuh. Sejatinya setan itu adalah diri sendiri, jika manusia mampu
menguasai hati, akal dan nafsu. Manusia tersebut sudah menjadi pemenang. Menang
melawan diri sendiri karena musuh itu bukan ada di luar, tetapi musuh yang
sesungguhnya adalah diri sendiri. Belajar menata keinginan, berusaha
mengendalikan diri untuk menjadi pemenang sejati.
Comments
Post a Comment