O..Ops.,! Optimis




Selamat pagi sahabat. Segalanya memang tidak pasti. Seperti butiran-butiran embun di pagi hari datang membasahi kemudian tiba-tiba hilang memudar bersama udara. Jika kita bisa memahami kondisi kehidupan ini berjalan secara wajar. Rasa sakit, rasa kecewa, rasa sedih, rasa senang, ya semua itu memang sudah semestinya begitu, namun manusia sendirilah yang tidak siap dan belum paham. Seolah peristiwa yang datang itu terlalu menyedihkan dan mengecewakan. Selain itu manusia gampang sekali menyerah dan putus asa.

Baru-baru ini deadline menjadi seorang mahasiswa sudah pada sampai tahap akhir, mengerjakan skripsi. Anda yang pernah menjadi mahasiswa pasti sudah tahu. Bahwa syarat lulus mendapat gelar S1 adalah menyelesaikan skripsi. Justru tahap ini lah yang membuat semua rumit. Butuh kesiapan mental dan juga semangat optimisme. Kenapa? Karena mentalitas seorang mahasiswa di uji. Mahasiswa harus dituntut untuk menyumbangkan karya dalam waktu yang telah ditentukan. Belum lagi bayang-bayang setelah lulus, masih semu. Seperti orang jatuh cinta., mempersiapkan untuk menembak target cinta, tapi harus siap-siap untuk di tolak. 

Oke kembali kepada sikap optimis. Membicarakan optimis menyangkut dengan apa yang akan datang yaitu masa depan. Masa depan dimulai dari sekarang, dan bahkan masa depan itu tidak benar-benar ada. Sekarangnya hari ini akan jadi masa lalu, dan masa depan nanti akan jadi sekarang. Masa depan adalah ketidakpastian, bak pintu yang masih tertutup, kita tidak tahu dibalik pintu itu. Mungkin sesuatu yang membuat menyenangkan atau sebaliknya. Dan terkadang impian yang terlalu jauh hanya berbuah kekecewaan jika tidak di imbangi dengan tekad dan kerja keras. Optimis itu penting, segalanya butuh optimis. Ibarat sebuah bangunan optimis itu adalah pondasinya. Jika pondasi rumah kita kokoh, kepercayaan diri kita bagus, mental kita tertata maka sukses hanya tingal selangkah lagi.



Membangun sikap optimis tidak segampang membalikkan telapak tangan, butuh latihan. Latihan menghadapi kondisi yang tidak menentu, di kejar deadline, di tunggu masa depan. Optimis menumbuhkan jiwa penuh semangat, haus akan kemenangan. Menyambut hari esok dengan senyuman kebanggaan. Mulai hari ini mulailah untuk bersikap optimis. Segalanya masih mungkin, jangan pernah takut. Musuh terbesar adalah diri sendiri. O..,Ops..! harus optimis.

Comments

Popular posts from this blog

5 goyang nge-Hitz yang paling banyak ditiru

CAPER (cari perhatian)

cinta KadaLuarsa