Teruslah Berjalan




Lalui waktu, siang –malam berganti. Satu-satu raut wajah berubah. Tatapan mata, lirikan penuh arti. Prasangka, dugaan-dugaan. Ah apalah semua ini jika mereka hanya melihat hanya dari satu sisi. Memandang sebelah mata, penilaian tak berdasar hanya mencaci tanpa solusi. Mengkritik tanpa memberi saran. Seolah-olah hanya mereka yang paling benar. Paling di nomor satu kan. Peduli apa, dengan semuanya. Kita adalah pribadi dari inti-inti jiwa yang suci. Mengapa harus takut dengan suara sumbang, tawa jelek, ocehan murahan. Aku sudah tidak peduli.


Menghakimi sesuatu hanya dari batas pengetahuan yang dangkal. Sampah opini. Omong kosong. Jangan pernah takut untuk berbeda. Biarlah mereka mengoceh sepuas hati. Teruslah berjalan menuju mimpi. Merajut benang-benang kemenangan. Pelan-pelan sambil menata langkah. Teruslah berjalan. Walau gelap masih menyelubungi suasana. Tetaplah yakin akan ada saatnya bertemu cayaha. Menuntun ke arah langit yang cerah. Membawa mimpi menjadi kenyataan. Teruslah berjalan ikuti saja kata hati. Lampaui batas-batas kepuasan tertinggi. Bangun kepercayaan melalui karya. Sedikit demi sedikit. Menghantarkan pada hasil terbaik. Membanggakan.

Belajar untuk tuli dari ocehan sampah. Terus melangkah. Tidak ada yang perlu dikawatirkan selama kita paham apa resiko. Kebebabasan itu bererti kepuasan. Segala tantangan, anggap saja batu kerikil. Ini hanya soal waktu semua pasti akan berlalu. Teruslah berjalan. Bangun dari mimpi-mimpi panjang. Mulai belajar, bangkit dari ketidakpastian. 

Berkarya menuliskan lembaran-lembaran kata penuh arti. Sederhana namun bermakna tinggi. Menginspirasi. Ringan. Melambungkan asa yang telah mati. Perlahan. Teruslah berjalan. Pagi masih menunggu untuk engkau asah. Melihat sayap indah berkembang. Terbang bersama angin. Bebas melukis warna. Indah untuk di nikmati. Teruslah berjalan. Manusia bergunjing tidak usah dipedulikan. Akan ada perubahan. Inilah saatnya para pencari inspirasi membangun kepercayaan. Tunjukan siapa kita. Sikap berani melawan. Menghadirkan karya. 


“Kita adalah hati yang tertindas
Kita lah langkah yang berhenti berjalan
Kita lah mimpi tak  terwujudkan
Senandungkan nada-nada yang hilang.
Kita lah memahami yang sesungguhnya.
Dan tak perlu menjelaskan semua.
Tak perdulikan kata mereka.
Kita berjalan mewalan dunia.
Tak perlu dengar kata mereka. Teruslah berjalan”

Comments

Popular posts from this blog

5 goyang nge-Hitz yang paling banyak ditiru

CAPER (cari perhatian)

cinta KadaLuarsa