Pengaruh Berita


Beberapa hari ini, saya belum sempat menulis di blog ini. Masih sibuk melihat berita, ya berita yang akhir-akhir ini banyak sekali mempengaruhi pola pikir orang  yang melihatnya. Di TV, di koran, di berbagai media massa, semua menyiarkan berita. Ada banyak jenis berita yang dapat kita konsumsi mulai dari berita ringan hingga berita level internasional. Dan semua berita itu membawa dampak masing-masing bagi individu yang membaca maupun melihat. 

Yang terbaru adalah berita tentang kematian seorang Ustad tekenal bahkan bisa dibilang artis karena beliau berdakwah mengikuti perkembangan zaman. Berita kematian secara mendadak seorang Ustad terkenal ini membawa efek yang luar biasa, hampir sama dengan  efek isu kenaikan BBM yang menimbulkan berbagai protes diseluruh negeri. Dari anak kecil sampai yang tua, dari pedagang kaki lima hingga menteri semua terpengaruh. Berita itu menyebar, meluas, secepat hembusan angin. Membawa pengaruh yang luar biasa.

Dari sekian pengaruh yang menurut saya lucu adalah, berita tentang pesan terkahir sang Ustad yang kebetulan sebelum meninggal beliau sempat menuliskan permintaan maaf di jejaring sosial. Dan secara kebetulan pula sang Ustad meninggal tak lama setelah pesan permintaan maaf tersebut heboh di kalangan para sahabatnya. Dari berita tersebut, akhir-akhir ini, saya menemukan kelucuan dari pengaruh berita tersebut entah itu pengaruh yang positif atau memang pengaruh sifat alay yang melebih-lebihkan sesuatu sehingga itu menjadi layak dan terkesan biasa saja. seperti semboyan salah satu acara infotaiment.

Beberapa hari ini setelah berita tersebut  menjadi hot news. Di jejaring sosial yang saya punya, banyak tulisan yang meniru gaya sang Ustad, seperti permintaan maaf, pesan kata-kata mutiara hikmah, seolah-olah mereka ingin seperti sang Ustad, setelah menuliskan kata-kata tersebut mereka langsung menginggal tidak beberapa lama lagi. Terkesan alay memang, dan memaksa. Kalau Ustad memang sudah terkenal ke alimannya nah, wajar jika punya firasat mengenai kejadian yang akan menimpanya, sedangkan kita yang notabene adalah orang biasa, terkesan alay jika kita meniru pesan terakhir sebelum kematian. Seolah-olah kita sok tahu, tentang apa yang akan terjadi tentang kehidupan kita selanjutnya.

Berita memang membawa dampak yang luar biasa, sebagai konsumen berita seharusnya kita cerdas memilah dan memilih berita yang layak untuk ditiru dan tidak. Jangan sekedar ikut-ikutan dengan alasan terinspirasi tetapi tidak paham apa maksud dari berita  tersebut. Menurut saya ya sah-sah saja, jika berita kematian Ustad yang terkenal itu menjadi bahan perbincangan mengingat jama’ah dan fans beliau sangat banyak. Namun alahkah baiknya kita meneladani sikap hidup beliau dan meneruskan dakwah beliau bukan terpaku oleh pesan terkahir beliau. Yang membuat kita terkesan alay, dan memaksakan. 

Jadilah konsumen berita yang cerdas, jangan sampai terpengaruh infotaiment yang suka melebih-lebihkan berita.

Comments

Popular posts from this blog

5 goyang nge-Hitz yang paling banyak ditiru

CAPER (cari perhatian)

cinta KadaLuarsa