Boros Energi dan Boros Waktu


Boros Energi dan Boros Waktu
Akhir pekan atau weekend, mungkin bagi sebagian orang adalah hari yang paling ditunggu, karena weekend adalah waktu yang tepat untuk santai sejenak dari rutinitas. Mereka  istirahat dari aktivitas biasanya, kesempatan inilah, banyak masyarakat yang menggunakan weekend untuk berlibur, jalan-jalan, menghabiskan waktu dan uang. Dibalik itu semua weekend mengundang sisi negatif yang luar biasa, bisa di tebak kan, dari judul yang saya tampailkan diatas, ya kemacetan atau istilah gaulnya trafficjam. Terutama jika berada di kota sebesar dan se-ramai malang pasti sangat terasa efeknya. Trafficjam, dimana-mana, dijalan-jalan utama dan bahkan sammpai gang-gang sempit. Luarbiasa dampak dari trafficjam.
Pernah suatu hari saat weekend, aku dan Faonk temen satu kost, beli nasi goreng bisa dibilang jarak kost kami dengan tempat nasi goreng lumayan dekat tak lebih dari 30 meter. Keluar kost, jalan keluar dari gang sempit lalu masuk ke jalan gang yang lebih besar sudah sampai, tidak sampai 10 menit. Saat beli nasi goreng pinggir jalan itu, sempat terjadi dialog antara kami, kerena saat itu kami melihat kemacetan yang mengganggu di depan kami.
“lihat din, baru jam 8 kemacetan sudah dimana-dimana, bahkan di gang sempit seperti ini” faonk menunjuk ke arah kemacetan sepeda motor, yang satu ingin belok dan yang lainnnya ingin kearah sebaliknya. Sungguh mengganggu, apalagi tempat nasi goreng di per-empatan. Lalu lalang kendaran, menimbulkan antrian panjang .
“iya Onk, sebenarnya jalannya yang tambah sempit atau pengguna sepeda motor yang semakin hari semakin banyak??” balasku, sambil memasang wajah balik bertanya. Menoleh ke arah faonk.
Dari pembicaraan singkat kami, aku jadi menemukan sebuah pencerahan dan ide untuk menulis uneg-uneg ini. jika diperhatikan memang iya, semakin hari pemilik sepeda motor sudah tak terhitung banyaknya, mungkin juga saking banyaknya suatu saat satu sepeda motor untuk satu orang, sudah seperti HP saja, setiap orang punya sendiri. Luar biasa. Sepeda motor memang semakin hari semakin menjamur. Ambil contoh saja di kampusku. 2 tahun lalu saat aku masih maba, parkir sepeda motor masih biasa dan mampu ditampung di tempat parkiran yang disediakan. Sekarang, saking banyaknya pengguna sepeda motor, semua tempat parkir yang disediakan tidak mencukupi kapasitas sepeda motor, luar biasa. Kampus yang sempit, dengan jumlah sepeda motor yang banyak sekali, lebih terlihat seperti bukan kampus namun seperti tempat parkir. Semua lahan kosong di kampusku berubah menjadi tempat parkir.
Kembali lagi ke trafficjam. Kota sebesar dan se-ramai malang memang mengenaskan saat weekend. Banyak antrian kendaraan, mereka semua memiliki tujuan yang berbeda, dijalanan. Jalanan penuh dan sesak dengan kendaraan yang membludak, bagaikan kawanan semut yang sedang menyerbu gula. Padat sekali, hampir tidak ada celah. Jarak antara satu kendaraan dengan kendaraan lainya, baik di depan belakang, samping kiri kanan, padat sekali. Hari biasa selain weekend kemacetan juga biasa terjadi, namun tidak separah weekend.
Jika melihat kondisi tersebut, sungguh mengenaskan. Ditengah menggaunganya slogan hemat BBM yang terus diserukan oleh pemerintah diberbagai media. Tidak realistis, kenyataannya yang terjadi sebaliknya, pengguna sepeda motor semakin hari semakin banyak. Iklan sepeda motor di televisi, menampilkan sepeda motor jenis terbaru model terbaru dan teknologi baru yang katanya hemat BBM, semua itu omong kosong, selama kemacetan masih terjadi. Itu sama juga pemborosan. Ada pendapat yang mengatakan memakai sepeda motor itu lebih hemat dan efisien. Semua itu tidak berlaku jika bertemu kemacetan. Sudah bisa kita analogikan bagaimana dampak macet. Saat terjebak kemacetan. Kendaraan yang katanya hemat dan efisien, malah lebih boros dan sama sekali tidak efisien. Boros Energi dan Boros Waktu. Entah solusi apa yang terbaik untuk mengatasi kemacetan.

Comments

Popular posts from this blog

5 goyang nge-Hitz yang paling banyak ditiru

CAPER (cari perhatian)

cinta KadaLuarsa