Merayu Tuhan


Keinganan manusia tidak akan pernah ada batasnya. Manusia berharap pada keajaiban yang berpihak pada segala keinganannnya. Sayang, keajaiban tidak serta merta datang begitu saja. Kehidupan bukannlah seperti cerita dongeng sebelum tidur, yang di dalamnya ada kisah keajaiban. Kebanyakan manusia ingin enaknya saja dalam mencapai harapan mereka. Bermimpi mendapat segala kemudahan tanpa harus bersusah payah. Inilah permasalahan yang seharusnya kita sadari bersama, tentang hakekat keajaiban dan kemudahan.

Keajaiban bukanlah sesuatu yang asing dalam hidup manusia. Banyak kisah ajaib disekitar kita, entah itu tentang kemudahan atau sebaliknya. Hidup itu memang misteri, tidak akan pernah ada yang tahu perjalannya nanti seperti apa, apakah mulus sesuai harapan, atau apakah penuh halangan rintangan. Tentu jika disuruh memilih kita akan memilih pilihan pertama. Namun, bukan hidup jika tanpa sebuah halangan dan rintangan, Tuhan sudah mengatur kehidupan manusia dengan berbagai ujian yang harus dilalui. Ujian merupakan sebuah bentuk kasih sayang dalam menguji seberapa besar iman manusia terhadap Tuhan. Ibarat sekolah, ujian adalah sebuah tahap untuk naik kelas.

Dalam menghadapi ujian, tentu banyak cara dilakukan agar lulus dan berhasil dari ujian tersebut. Nah, disini akan saya klasifikasikan cara-cara orang dalam menghadapi ujian. Pertama, salah satu cara yang lazim adalah dengan berusaha, mengerahkan segala kemampuan untuk melalui ujian tersebut. Tipe ini memang memiliki kemauan yang sangat besar. Mereka memanfaatkan seluruh apa yang ada. Kecenderungan dari tipe ini mereka yakin pada kemampuan mereka namun terkadang tidak di imbangi dengan doa. Bila berhasil maka mereka akan sombong dan apabila keinginan mereka tidak tercapai maka akan stres, lemah dan mudah tergoncang.

Kedua, tipe orang yang dalam menghadapi ujian berharap pada keajaiban. Istilahnya mereka usaha mereka hanya menunggu, menunggu contekan lewat, berharap semoga jawaban mereka benar dan mendapat nilai bagus. Tipe ini memang terkesan menjengkelkan, seolah mereka tidak berusaha dengan kemampuannya sendiri. Oleh karena itu, biasanya mereka sedikit lebih religius dibanding tipe pertama tadi. Terkesan lebih santai, bila keinginan mereka berhasil akan senang dan bila gagal maka mereka akan merasa biasa saja, karena sadar akan kemapuannya tadi.

Ketiga, merupakan gabungan dari dua tipe tersebut. Orang di tipe ini, memiliki kemampuan yang menengah. Selain berusaha dengan seluruh kemampuan, mereka juga memiliki rasa religus dalam menghadapi ujian. Mereka menggabungkan usaha dengan doa. Setelah mereka berusaha sekuat tenaga, mereka akan berdoa semoga hasil dari usaha mereka berhasil. Bila keinginannya tercapai maka akan bersyukur, dan bila gagal mereka jusru akan lebih berusaha lagi dan tidak patah semangat.

Keinginan manusia memang tidak ada batasnya dan selalu ingin mendapat kemudahan. Jika kita sadari bersama maka yang membuat ujian dalam hidup ini adalah Tuhan yang Maha Kuasa. Layaknya seorang siswa, yang mengahadapi ujian, cara terbaik dalam menghadapi ujian dengan mendekatkan diri pada guru. Mendekat agar mendapat perhatian yang lebih, siapa tahu guru kita memberikan bocoran/kisi-kisi supaya dapat melalui ujian dengan hasil yang memuaskan. Nah, ini bisa kita ibaratkan seperti hubungan manusia dengan sang pencipta. Mendekatkan diri kita kepada Tuhan merupakan cara terbaik dalam melewati ujian tersebut. Setelah semua usaha lahir kita lakukan maka usaha selanjutnya adalah usaha batin. Mendekat dan memohon pada Tuhan agar semua diberi kemudahan. Merayu Tuhan merupakan bentuk cinta kita kepada-Nya. Seperti orang yang jatuh cinta pada pasangannya, rayuan adalah sebuah usaha untuk mendapatkan perhatian lebih agar mendapat balasan cinta.


Comments

Popular posts from this blog

5 goyang nge-Hitz yang paling banyak ditiru

CAPER (cari perhatian)

cinta KadaLuarsa