fused with GOD
Kata
orang hidup didunia bagaikan sebuah permainan. Permainan ilusi yang pada
akhirnya tidak ada apa-apa. Segala derajat status dan kedudukan hanya lambang
sementara. Para pembesar agama pun juga berkata demikian, tujuan hidup sejati
adalah tujuan untuk kembali pada Tuhan. Kekal abadi untuk selama-lamanya. Sedangkan
hidup ini hanya penuh dengan tipu daya dan bersifat sementara. Penderitaan sesungguhnya
bukanlah di dunia namun setelah dunia ini kita lewati. Kadang terlintas
pertanyaan apakah kehidupan setelah mati itu benar-benar kekal? Atau jangan-jangan
sebelum kita hidup di dunia kita pernah mengalami kehidupan lain.
Kembali
lagi kepada kosong. Kosong tanpa nilai yang berarti harus terus di isi agar
tidak kosong. Jika hidup adalah tipuan maka kita semua adalah para korban
penipuan, namun apakah selamanya ini hanya tipuan. Tipuan yang seperti apa
sebenarnya? Dalam permainan pasti ada aturan, tata cara yang harus kita jalani
agar permainan itu terselesaikan. Agama merupakan simbol serta daya yang
mengatur aturan main di dunia. Agama ada karena agama memang dibutuhkan oleh
manusia. Kebutuhan batiniah manusia tertanam sejak ia lahir, menyadari akan
hadirnya zat yang maha mengetahui dan maha menciptakan. Adanya rasa hening saat
menyendiri dan menyadari hadirnya kekuatan yang tidak kasat mata. Meskipun kadang
logika tidak sejalan, namun kebutuhan batin akan adanya Tuhan tidak dapat
terelakkan. Manusia lah yang sebenarnya membutuhkan Tuhan.
Rasa
takut akan kematian menghantarkan manusia mencari kebenaran hidup. Menangkap segala
sinyal atas kekuasaan yang tidak terbatas. Manusia mencari sandaran kepercayaan
yang akan melindunginya, memberikan jaminan akan kehidupan setelah mati. Memberi
pertolonggan akan siksaan., dan jika ada manusia yang menyanggkal akan
kehidupan setelah mati ia termasuk orang yang belum sadar. Hakekat hidup itu
kosong dan akan kembali ke kosong. Penyatuan diri kepada Tuhan lah yang seharusnya
kita sikapi. Karena tujuan hidup tentu akan kembali pada yang Maha Hidup. Walaupun
iman tidak terlihat dan tidak bisa diukur dengan patokan akurat namun kehidupan
beragama yang kita jalani adalah cerminan
dari iman.
Comments
Post a Comment