Ibu Kota
Jakarta,
kota yang menjelma menjadi Megapolitan. Mempunyai wilayah yang memiliki otonomi
khusus, sebagai pemerintahan provinsi khusus ibu kota Indonesia. Ya, siapa yang
tidak mengenal Jakarta dengan segala permasalahan yang selalu menjadi sorotan
publik. Mulai dari banjir yang memprihatinkan, macet yang masih belum teratasi,
kesenjangan sosial hingga berita pemilihan gubernurnya yang menggemparkan media
Internasional. Pembangunan Jakarta
sebagai pusat pemerintahan dan ibu kota memang mampu menyihir masyarakat
Indonesia. Berbagai fasilitas serta kemegahan menjadi salah satu daya tarik
Jakarta untuk dikunjungi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Jakarta menjadi tolak
ukur kota-kota besar lainnya di Indonesia. Tapi, tahukah Anda sejarah mengapa Jakarta dipilih sebagai ibu kota negara,
bukan kota lainnya? Dan tahukah isu terkini yang sedang menjadi bahan
pembicaraan media, bahwa ada wacana jika ibu kota akan dipindahkan. Pemindahan
ibu kota??
Secara
geografis, letak wilayah jakarta berada diteluk Jakarta muara dari sungai
Ciliwung. Pada jaman kerajaan Padjajaran wilayah tersebut dinamakan Kalapa atau
dikenal dengan Sunda Kalapa. Sunda Kalapa berkembang menjadi daerah bandar
perdagangan. Keberadaan Sunda Kalapa sebagai daerah pelabuhan yang ramai
mengundang kedatangan penjajah untuk menguasainya sehingga pada awal abad 16,
Sunda Kalapa masuk dalam kawasan kekuasaan penjajah Portugis. Kota ini kemudian
ditaklukkan oleh Fatahillah seorang utusan dari kerajaan Demak. Kemenangan
Fatahillah merebut kota Sunda Kelapa, akhirnya nama Sunda Kelapa diubah menjadi
Jayakarta.[1]
Jayakarta terus
berkembang pesat, sampai diawal abad 18 ketika wilayah kepulauan Indonesia
dikuasai oleh bangsa Belanda. nama Jayakarta diubah menjadi Batavia. Pemberian
nama Batavia ini dikarenakan geografis Jayakarta mirip dengan kota di Belanda
yang berawa memiliki banyak sungai. Batavia dibangun menjadi kota modern waktu
itu, dengan menambahkan beberapa fasilitas transportasi umum bahkan membangun
kanal-kanal air untuk melindungi kota dari ancaman banjir. Sejak saat itu, Batavia
merupakan pusat pemerintahan dan ramai akan aktivitas perdagangan.
Batavia
menjadi pusat pemerintahan terus berlanjut hingga diawal abad 20 ketika
Indonesia jatuh ditangan pemerintahan Jepang. Jepang mengubah nama Batavia
menjadi Jakarta. Nama inilah yang sampai sekarang terus dipakai. Setelah bangsa
Indonesia merdeka, kota Jakarta dipilih menjadi ibu kota negera Indonesia,
pemilihan ini lebih dikarenakan Jakarta sudah menjadi kota besar dan banyak
fasilitas peninggalan Belanda disana. Perjalanan jakarta menjadi ibu kota masih
berlanjut. Diawal tahun 1946, ibu kota Republik Indonesia sempat dipindahkan ke
Jogjakarta. Pemindahan ini karena situasi di Jakrta sudah tidak kondusif akibat
Agresi Militer I Belanda.
Setelah
Jogjakarta, ibu kota indonesia dipindahkan ke Bukittinggi karena situasi
pemerintahan Indonesia mengalami kondisi darurat. Pemindahan ini guna
menyelamatkan dan pempertahankan ekssitensi Republik Indonesia dari Agresi Militer
II Belanda pada tanggal 19 Desember 1948. Dan tidak sampai disitu, ternyata
setelah dari Bukitinggi Ibu kota juga masih dipindah kembali ke Bireun (Aceh). Namun
pemindahan ini tidak berlangsung lama. Setelah kondisi politik dan keamanan
mulai membaik. Pada tanggal 17 Agustus 1950 ibu kota Indonesia kembali ke
Jakarta.
Isu
tentang pemindahan ibu kota memang menarik. Dari segi sejarah Jakarta memiliki
riwayat panjang sebagai ibu kota negara. Pada jaman Presiden Soekarno isu ini
juga sudah pernah diwacanakan, Soekarno ingin ibu kota dipindahan ke luar pulau
jawa agar pembangunan tidak terkonsentrasi di pulau jawa. Namun wacana tersebut
belum sempat terealisasikan, dan saat ini isu tentang pemindahan berhembus
kembali. Ditengah padatnya kota jakarta serta berbagai permasalahan yang begitu
menumpuk. Jakarta dianggap sudah tidak efisien untuk dijadikan ibu kota. Kepadatan
penduduk yang kian membludak menjadikan layanan kurang maksimal. Selain itu
kesenjangan antara pulau jawa dengan pulau lain juga menjadi pertimbangan
pemindahan ibu kota. Ibu kota mau dipindahkan kemana lagi kah engkau? Terlepas dari
soal penting tidaknya ibu kota mau dipindahkan, semoga ibu kota menjadi kota
yang benar-benar bagaikan ibu sesungguhnya.
Comments
Post a Comment