Bulan Menikah (Jawa Version)


Selamat pagi, hati yang kini mulai berseri-seri. Apa kabar cinta? Semoga rasa cinta dan kasih mengasihi selalu menemani sepanjang waktu. Lagi-lagi inspirasi pagi akan membahas isu yang kini sedang mewabah pada generasi 90an, dimana yang sekarang sudah masuk fase usia dua puluh lima tahun. Ada apa ya kira-kira dengan usia segitu? Ada yang tahu? Yang kemarin dapat pertanyaan kapan nikah? Ya tepat sekali, usia dua puluh lima tahun merupakan gerbang menuju usia matang pernikahan yang ideal. Fase perjalanan hidup manusia yang memang sudah menjadi seharusnya. Layaknya sebagai makhuk hidup, manusia juga akan mengalami proses menikah. Berbicara mengenai menikah dan pernikahan, ada banyak sekali serba-serbi serta mitos dan kebiasaan yang menyertainya. Terutama bagi kita yang tinggal di Indonesia khususnya suku jawa yang beragama islam.

Suku jawa, suku mayoritas yang ada di Indonesia. Suku yang dikenal memiliki dan masih menjaga budaya luhur warisan nenek moyang. Masyarakat jawa tidak pernah sembarangan dalam melakukan hal apa pun, semua ada hitung-hitungannya, ada tata caranya, termasuk urusan dengan pernikahan.  Pernikahan merupakan hal sakral dalam kehidupan manusia, bukan hanya tentang janji kesetian namun ikatan suci yang turut disaksikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Bagi suku jawa, syarat dalam pernikahan sangat banyak sekali, ibaratnya 5W1H-nya harus sesuai. Bibit, Bebet dan Bobot nya sudah terseleksi dengan benar. Jika dijelaskan secara detail, mungkin aturan menikah menurut suku jawa bagaikan buku setebal lima ratus halaman.

Dari sekian banyak aturan, ada hal menarik dari segi waktu pelaksanaan menikah menurut tradisi jawa. Tradisi ini menjadi sangat penting bahkan sangat tabu jika ada yang melanggarnya. Suku jawa memiliki hitungan yang berbeda dari kebanyakan suku lainnya, bayangkan saja suku jawa memiliki tiga kalender sekaligus( Saka, Hijriah dan Masehi) kemudian menggabungkannya. Setiap kejadian dalam penaggalan jawa akan menjadi sangat berarti, mereka menandai dan mencermati segala kejadian pada waktu-waktu itu. Lalu, mereka membuat catatan untuk dijadikan bahan pertimbangan dan pembelajaran di kemudian hari. Dengan begitu, mereka membuat catatan sejarah bagi generasi di masa depan yang terus dipatuhi dan dijadikan tradisi atau kebiasaan. Jadi perhitungan mereka tidak sembarangan, gabungan ilmu meterologi, sosiologi dan agama, dipadu secara dinamis


Bagi suku jawa tidak semua bulan, diperbolehkan untuk menikah karena sesuatu hal dan kebiasaan mereka. Ada catatan tertentu mengenai bulan-bulan tersebut, terkait dengan hari kelahiran pasangan yang akan menikah, peristiwa yang terjadi sebelumnya, hari kematian orang tua atau kerabat, hingga mitos-mitos kurang baik lainnya. Nah, jika kita mau mengamati saat inilah bulan menikahnya orang jawa, perhitungan mereka berdasarkan kalender hijriah dan saka. Bulan Syawal atau Bodo dalam istilah jawanya, merupakan bulan baik untuk melaksanakan pernikahan. Alasanya lengkapnya aku kurang mengerti, namun secara kasat mata memang bulan Syawal adalah bulan maaf memaafkan dan baik untuk menjalin tali silaturahim.

Bagaimana apakah sudah ada rencana menikah dibulan Syawal tahun ini? Bagi yang belum sabar dulu ya., semoga disegerakan untuk menikah. Menikah memang sakral jadi tidak bisa sembarangan. Segalanya perlu disiapkan dengan matang-matang. Dan tidak perlu khawatir selain bulan Syawal masih ada bulan lain yang baik untuk menikah. Berikut daftar bulan menurut perhitungan jawa serta boleh tidaknya menikah.
1.  Suro/Muharram              : Dilarang dan tidak diperbolehkan
2.  Sapar/ Safar                    : Dilarang dan tidak diperbolehkan
3.  Mulud/Rabiul Awal         : Dilarang dan tidak diperbolehkan
4.  Ba’da Mulud/ Rabiul Akhir: Boleh
5.  Jumadil Awal                   : Dilarang dan tidak diperbolehkan
6.  Jumadil Akhir                  : Boleh
7.  Rejeb/ Rajab                    : Boleh dan dianjurkan
8.  Ruwah/ Sya’ban              : Boleh dan dianjurkan
9.  Poso/ Ramadhan             : Boleh
10.              Bodo/ Syawal          : Boleh dan dianjurkan
11.              Selo/ Dzulqo’dah     : Boleh
12.              Besar/ Dzulhijjah    : Boleh dan dianjurkan


Sekali lagi, menikah memang harus disegerakan bila sudah mampu, namun jangan sampai melanggar adat dan tradisi. Pada intinya semua bulan adalah baik, kembali lagi pada yang akan menjalaninya. Boleh percaya boleh tidak. Tulisan ini hanya sekadar memberi wawasan. Semoga bermanfaat.

Comments

Popular posts from this blog

5 goyang nge-Hitz yang paling banyak ditiru

CAPER (cari perhatian)

cinta KadaLuarsa