Apa arti mencintai?
Tentang
cinta selamanya akan tetap ada. Ribuan hingga jutaan orang setiap hari jatuh
cinta. Mungkin bisa sekali mungkin juga hingga berkali kali. Cinta bagaikan
candu yang menusuk jiwa. Berawal hanya dari pandangan mata, tersenyum lalu
merasa nyaman. Efek cinta sangat luar biasa. Sedih bisa menjadi senang, galau
bisa menjadi bahagia, sakit bisa menjadi sembuh, atau bahkan sebaliknya. Ini
tentang cinta, cinta yang banyak dibicarakan anak manusia.
Apa
tujuan mencintai? Pertanyaan yang simpel namun penuh arti, untuk apa sebenarnya
kita mencintai? Untuk berkorban tanpa balasan? Untuk melihat dia tersenyum
senang atau hanya sekedar mengisi kekosongan hati. Setiap manusia pernah jatuh
cinta. Pernah belajar mencintai dan juga dicintai. Pernah belajar patah hati
hingga bangkit menjadi seorang pahlawan baru bagi dirinya sendiri. Selalu tidak
pernah usai ketika kita membicarakannya. Cinta, warna-warni imajinasi,
terkadang kita tersenyum sendiri tanpa alasan. Kenapa aku jatuh cinta?
Cinta
itu ada dan nyata. Bisa menjelma menjadi bentuk apa pun. Walau sebatas
perhatian, walau sebatas ucapan selamat pagi. Mencintai itu harus
memperjuangkan dulu, harus rela berkorban dulu, harus ada jerih payah. Setelah
itu bersiaplah untuk segala kemungkinan. Siap untuk segala resiko, harus siap
untuk terluka, harus siap untuk patah hati. Namun cinta itu harusnya seimbang
tidak berat sebelah. Maksudnya?? Ketika kita mencintai seseorang, kita pasti
berharap cinta itu berbalas tidak bertepuk sebelah tangan. Ibarat sebuah
timbangan tidak berat sebelah. Cinta harus diimbangi dengan cinta. Mencintai
tidak semata-mata menanam saja, mencintai harus dirawat dan dijaga agar
bersemi, berbunga dan awet.
Mencintai
itu tidak egois mementingkan diri sendiri, mencintai itu juga tidak ada gengsi,
mencintai itu tulus tanpa alasan. Menerima kelemahan, memahami kekurangan untuk
saling melengkapi, menyempurnakan kebahagian. Saat dilema cinta menyerang
dalamnya perasaan, saat itu logika tersingkir. Bahkan perintah tuhan pun
dilanggar. Adam terkena bujukan setan melalui rayuan Hawa, Adam mengiraukan
perintah Tuhan menuruti kemauan Hawa dan akhirnya mereka terusir dari surga.
Ini meruapan sejarah kodrat laki-laki dan perempuan. Sehebat-hebatnya laki-laki
pasti akan tunduk pada perempuan yang dicintainya. Apa ini salah? Tidak, tidak
ada yang salah, namun ini perlu di imbangi karena itu laki-laki lah yang harus
memimpin perempuan. Laki-laki lah yang harus membimbing perempuan. Sebagai
seorang imam, karena laki-laki mendahulukan logika dulu baru perasaan. Dan bagi
perempuan harus menurut pada perintah imam, selagi imam itu memang pantas
dijadikan panutan.
Mencintailah
dengan keberanian, kejujuran dan kerendahan. Mencintai bukan berarti harus
menuntut, tidak sekedar sayang, mencintai lebih dari itu. Mencintai adalah
ketika hatimu sanggup berjanji untuk saling melengkapi menuju kesempurnaan demi
menggapai kebahagian bersama.
Comments
Post a Comment